Ketika Kita Mengadopsi Nama Indonesia, Ini Sejarahnya!
Ketika Kita Mengadopsi Nama Indonesia, Ini Sejarahnya! - Nama menjadi sebuah identitas dan menjadi bagian penting dari sang empunya, tidak hanya bagi individu saja, namun khususnya bagi sebuah negara. Karena nama sebuah negara biasanya mengandung makna sejarah dan kebanggaan tersendiri.
Seperti nama negara kita tercinta, Indonesia. Nama ini telah tercetus sejak lama bahkan sebelum negara ini merdeka dari jajahan Belanda dan Jepang. Bagaimana sejarahnya?
1. Ketika dijajah Belanda, negeri ini bernama Hindia Belanda
Nama Nederlandsche-Indie atau Hindia Belanda muncul pada masa penjajahan Belanda sejak abad ke-17, yang memiliki arti ‘Hindia kepunyaan Belanda’, sebagai tanda bahwa negeri ini menjadi daerah koloni atau jajahan Kerajaan Belanda.
Nama ‘Hindia’ sendiri umum dipakai oleh orang Eropa pada zaman kolonial dulu untuk menyebut wilayah-wilayah di dekat Asia. Bangsa Eropa mengenal Hindia Timur (daerah Amerika dan kepulauan Karibia yang ‘ditemukan’ oleh Christopher Columbus) dan Hindia Barat (daerah Asia Selatan, Asia Tenggara, dan kepulauan di Oceania).
2. Nama ‘Indonesia’ dicetuskan oleh ilmuwan Inggris, dan dipopulerkan orang Jerman
Nama ‘Indonesia’ muncul pertama kali pada tahun 1850 di sebuah majalah ilmiah tahunan Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia yang terbit di Singapura. Pencetusnya adalah dua orang Inggris, yaitu James Richardson Logan dan George Samuel Windsor Earl.
Karena nama ‘Hindia’ sering tertukar dengan daerah lain, menurut mereka daerah jajahan Belanda ini perlu diberi nama lain. Earl mengusulkan dua nama, yaitu ‘Indunesia’ dan ‘Malayunesia’. Earl memilih nama ‘Malayunesia’, sedangkan Logan yang memilih nama ‘Indunesia’. Kemudian, Logan mengganti huruf ‘u’ menjadi ‘o’, nama Indonesia pun muncul.
Sedangkan yang mempopulerkan nama ‘Indonesia’ di kancah dunia adalah seorang etnolog Jerman, Adolf Bastian. Dia mempopulerkan nama tersebut melalui bukunya, Indonesien Oder Die Inseln Des Malayischen Archipelsdan Die Volkev des Ostl Asien.
Ia sendiri sudah mengunjungi Indonesia hingga empat kali. Di bukunya tersebut, Adolf Bastian menggunakan kata ‘Indonesia’ untuk merujuk pulau-pulau besar, yaitu Jawa, Sumatera, Borneo (Kalimantan), Celebes (Sulawesi), Molukken (Maluku), Timor, hingga Flores.
3. Nama Indonesia kemudian dipopulerkan oleh para tokoh dan pahlawan pergerakan nasional sebagai identitas negara
Sebelumnya, di tahun 1912, Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) bersama dua kawannya, Ernest Douwes Dekker dan Tjipto Mangunkusumo, mendirikan partai politik bernama Indische Partij (IP).
Partai ini menjadi organisasi politik pertama yang terang-terangan memperjuangkan kemerdekaan Hindia untuk terpisah dari penjajahan Belanda. Saat itu, partai ini mengusulkan agar nama negara ini menjadi Hindia. Namun, usulan ini kurang diterima di kalangan kaum pergerakan.
Nama Indonesia mulai dipakai seutuhnya oleh pribumi pada bulan Februari 1922, ketika para pelajar Indonesia di Belanda sepakat mengadopsi nama Indonesia. Mereka mengubah nama organisasi perkumpulannya dari Indische Vereeniging menjadi Indonesische Vereeniging.
Kemudian, di tahun 1924, koran produksi organisasi ini, Hindia Poetra, berganti nama menjadi Indonesia Merdeka. Setahun kemudian, giliran nama Indonesische Vereeniging resmi diubah dari bahasa Belanda menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).
Di tanah air, pada tahun 1927, Soekarno bersama Tjipto Mangunkusumo serta kawan-kawannya mendirikan organisasi politik nasionalis bernama Perserikatan Nasional Indonesia (PNI). Setahun kemudian, Perserikatan Nasional Indonesia berganti nama menjadi Partai Nasional Indonesia (PNI). Soekarno dan PNI berkontribusi besar dalam mempopulerkan nama Indonesia di kalangan rakyat jelata seperti petani, buruh, dan kaum melarat lainnya.
Kemudian puncaknya di tahun 1928, yaitu pada Kongres Pemuda Indonesia ke-2 mengikrarkan Sumpah Pemuda, yaitu “satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa: Indonesia”. Sejak saat itu, Indonesia sebagai sebuah nama dari sebuah negeri yang diperjuangkan makin diterima luas di kalangan kaum pergerakan serta rakyat banyak.
4. Pada zaman kerajaan, nama Nusantara dan Dipantara lebih dulu dikenal
Jika dirunut lebih jauh lagi, negara kita telah dikenal dengan nama Nusantara dan Dipantara. Nusantara muncul di masa Kerajaan Majapahit, yang berarti ‘Kepulauan Antara’. Sedangkan nama Dipantara muncul di masa Kerajaan Singasari, yang berarti ‘Benteng Antara’
Menurut sastrawan ternama Indonesia, Pramoedya Ananta Toer, nama Indonesia sebenarnya kurang politis dan ahistoris atau berlawanan dengan sejarah. Menurut Pram, menggunakan nama Indonesia berarti masih negeri ini belum keluar dari cara kolonial, karena nama Indonesia berasal dari bangsa Eropa.
Sebagai warga negara yang baik, kita jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Ternyata lahirnya nama Indonesia telah melalui perjalanan panjang dan liku perjuangan.
Belum ada Komentar untuk "Ketika Kita Mengadopsi Nama Indonesia, Ini Sejarahnya!"
Posting Komentar